Mungkin inilah perjalanan hidup yang harus dan pernah ku lewati, katakan garis tulis menurut orang sepuh jawa dulu, konon "pancen wis takdir ora kena dipungkir, jodoh Rizqi dan Pati kadue kuasane Gusti kang Maha Siji."(bahwa kehendak Tuhan tidak akan mampu kita tolak, jodoh, Rizqi dan hidup beserta ajal adalah kekuasaan Tuhan yang Maha Esa).
Tulisan ini hanyalah sebuah catatan kecil dari apa yang pernah saya alami, sebagaimana saya tulis di awal, wis pesten saya pada tahun 2013 termuat dalam satu organisasi yakni Pemerintahan Desa x, saat itu saya mendapat kepercayaan dari kepala desa terpilih untuk menduduki jabatan tertentu yang sungguh sangat asing bagi saya, selain orang baru terbilang muda untuk kedudukan tersebut maklum biasanya diisi oleh orang-orang senior atau yang berpe ngalaman dalam tata kelolah peme rintahan desa.
Sejujurnya diawal tidak ada niat bahkan sama sekali saya tidak berminat untuk masuk dalam pemerintahan desa, saya saat itu memiliki usaha sendiri dan lumayan cukup untuk menfkahi keluargaku dengan tanggungan satu istri dan tiga orang anak.
Yang mendasari saya melangkah ke dalam Pemerintahan desa, selain permintaan dan ajakan beliau (kepala desa) yang berulangkali disampaikan saat berkunjung ke rumah saya, adalah rasa tanggung jawab saya terhadap visi dan misi dulu yang kami tawarkan kepada masyarakat saat pengusungan calon. memang waktu itu saya menjadi ketua tim sukses pemenangan kades yang terpilih ini.
Beberapa tokoh dari masyarakat datang berkunjung untuk menanyakan dengan setengah menagih konsekwensi dari visi dan misi tersebut. Meskipun sudah panjang lebar saya jelaskan bahwa visi dan misi tersebut merupakan tanggungjawab yang nantinya akan dijalankan oleh kepala desa, namun mereka bersikukuh kurang percaya visi misi akan bisa terlaksana bilamana saya tidak berada di dalam pemerintahan desa untuk sekaligus mengawalnya.
Entahlah, mengapa pada saat itu mereka mempercayai bahkan meyakini kemampuan saya begitu penuh, padahal saya sendiri merasa tidak memiliki kapasitas untuk hal tersebut. karena saya sangat sadar bahwa diri ini hanyalah seorang pekerja sera butan dengan latar belakang akade mis SMK. Lagi-lagi yang dapat kupahami dari semua itu adalah berlakunya sebuah kehendak Tuhan.
Pada akhirnya saya pun menerima kepercayaan tersebut meskipun jelas komitmen dan konsekuensinya berat akan tetapi saya sadar itulah amanah masyarakat yang musti dijalankan.
Di awal tahun pertama kami bekerja sebagai aparatur pemerintahan desa, secara pribadi merasakan sangat berat dan melelahkan, terus terang sebelum kami masuk dan diangkat sebagai aparatur desa seluruh perangkat lama secara serentak mengundurkan diri dengan tidak disisakan satu orang pun, maka wajar sebagai orang baru dalam pemerintahan desa mendapati hal demikian sangat gelimpungan, Kami tidak memiliki senior sebagai mentor dalam pelayanan dan segala halnya, beruntung saya dan rekan perangkat lainnya punya hati tangguh, kami semua mau bekerja keras dan belajar dengan ekstra tidak malu dan sungkan bertanya pada desa lain, serta terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan selaku wilayah pembinaan.
Stabilitas keamanan pasca pemilihan merupakan pokok prioritas awal yang segera untuk disikapi. Karena pihak yang kalah masih belum bisa menerimakan kekalahan mereka bahkan menggugat lewat peradilan tata usaha negeri (Pratun). Mereka terus berusaha menggagalkan hasil pemilihan yang sah.
Suasana benar-benar tidak nyaman, masyarakat digiring agar tidak per caya terhadap pemerintahan desa yang kami jalankan, pertikaian terus digoreng supaya terjadi keresahan dalam masyarakat.
Situasi serta kondisi stabilitas desa yang kurang kondusif tersebut kemudian berangsur membaik dan dalam beberapa bulan selanjutnya kembali normal. dalam hal ini upaya yang kami lakukan sangat super cermat dan extra sabar.
Kami sangat menyadari benar akan sumber daya manusia di desa kami memang masih sangat rendah, perlu terus diupayakan untuk ditingkat kan, selain itu keadaan tanah yang tadah hujan juga merupakan masalah serius yang kami hadapi dalam peningkatan sumber daya alam desa kami.
Namun selain masalah -masalah desa sebagaimana diatas tentunya desa kami pun memiliki potensi yang cukup baik untuk diberdayakan, salah satunya pertanian dan perikanan yang merupakan matapencaharian masyarakat desa kami yang memiliki prosentase terbesar diantara mata pencaharian lainnya. Untuk itulah dua sektor tersebut lebih kami prioritaskan dari sektor lainnya dalam rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) pada bidang ekonomi.
Pada garis besarnya kami selalu mengacuh pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku juga hasil mufakat setiap musyawarah sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di desa kami.
Masalah dan potensi yang ada di desa kami, adalah dasar usulan untuk kemudian kami jadikan pokok bahasan dalam tiap musyawarah perencanaan pembangunan desa kami.
Langkah demi langkah terus kami lakukan penertiban adminstrasi desa dan pelayanan terhadap masyarakat terus kami tingkatkan. Dalam hal ini kepala desa kami menerapkan jadwal piket guna menanggulangi kebutuhan masyarakat yang bersifat insidental dan darurat, seperti halnya penanganan terhadap warga yang butuh rujukan segera ke rumah sakit, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai upaya peningkatan keamanan dan ketertiban desa.
Kami sangat bersyukur di tahun pertengahan kami bekerja, pendapatan anggaran desa naik cukup besar selain Pendapatan asli desa yang kami miliki dan anggaran pendapatan dari pemerintah daerah juga ada dari anggaran pendapatan pemerintah pusat dengan nominal yang cukup besar, sehingga beberapa target pembangunan baik fisik maupun non fisik dapat segera terselesaikan, kesejahteraan kami pun selaku perangkat desa meningkat, dimana kami memperoleh penghasilan tetap perbulanan, berbeda dengan tahun sebelumnya yang cuma mendapat tunjangan kerja satu kali pertahun.
Berbagai permasalahan yang ada. Menempa mental serta mengasah pikiran kami, semangat kebersamaan dan kerukunan yang terbangun di antara kami menciptakan suasana kerja yang harmonis, sehingga secara bertahap tanpa merasa terbebankan misi dan program yang kami rencanakan terealisasi sukses, tugas pokok dan fungsi kami tunaikan dengan penuh tanggungjawab.
Enam tahun pun berjalan dan di bulan Oktober tahun 2019, akhirnya kami harus berpisah dengan Kepala Desa sang pemimpin kami karena masa jabatannya telah berakhir, dan dengan segala kenangannya beliau meninggalkan kami semua yang masih terus bekerja dibawah kepemimpinan baru, seorang penjabat kepala desa untuk masa dua bulan hingga sampai adanya kepala desa terpilih dari hasil Pilkades serentak tahun 2019.
Alhamdulillah...masa dua bulan itupun berjalan lancar, tidak ada masalah apapun dalam kinerja kami, tugas tetap kami jalankan dengan penuh tanggungjawab. Hubungan kerja kami dengan penjabat kepala desa pun terjalin harmonis, dan salah satu bukti kekompakan kami yakni Pilkades yang terselenggara damai dan sukses.
Di era baru dengan kepala desa yang baru terpilih, saya dan rekan-rekan perangkat dalam hal ini berharap ada kepastian tentang nasib kami, adapun kami kembali ditugaskan tidak berkeberatan, istilahnya kami siap mengemban amanah yang dipercayakan. Sebaliknya kalau memang tidak dikehendaki karena suatu alasan, kami pun siap dengan keadaan yang demikian. Artinya kami siap menerima segala bentuk keputusan yang pasti dalam hal ini keputusan Kuwu terpilih, adapun yang perlu ditegaskan adalah prosedur aturan yang berlaku disamping itu pula penting untuk dipertimbangkan dalam mengambil kebijaksanaan adalah tindakan yang diambil bersifat manusiawi, tidak saling mencederai. Karena saya sangat percaya dan yakin bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat atau warganya.
Intinya kami siap merespon setiap itikad baik dari pihak-pihak terkait dengan harapan akan terciptanya pemerintahan desa yang berkualitas sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian tujuan pembangunan nasional bisa segera tercapai.
Perencanaan dengan segala perhitungan dan pertimbangan matang serta proses yang dijalankan dengan optimal adalah bentuk upaya kita selaku manusia dalam kadar ikhtiar karena hasil merupakan ketentuan atau ketetapan mutlak milik Tuhan.
Tulisan ini hanyalah sebuah catatan kecil dari apa yang pernah saya alami, sebagaimana saya tulis di awal, wis pesten saya pada tahun 2013 termuat dalam satu organisasi yakni Pemerintahan Desa x, saat itu saya mendapat kepercayaan dari kepala desa terpilih untuk menduduki jabatan tertentu yang sungguh sangat asing bagi saya, selain orang baru terbilang muda untuk kedudukan tersebut maklum biasanya diisi oleh orang-orang senior atau yang berpe ngalaman dalam tata kelolah peme rintahan desa.
Sejujurnya diawal tidak ada niat bahkan sama sekali saya tidak berminat untuk masuk dalam pemerintahan desa, saya saat itu memiliki usaha sendiri dan lumayan cukup untuk menfkahi keluargaku dengan tanggungan satu istri dan tiga orang anak.
Yang mendasari saya melangkah ke dalam Pemerintahan desa, selain permintaan dan ajakan beliau (kepala desa) yang berulangkali disampaikan saat berkunjung ke rumah saya, adalah rasa tanggung jawab saya terhadap visi dan misi dulu yang kami tawarkan kepada masyarakat saat pengusungan calon. memang waktu itu saya menjadi ketua tim sukses pemenangan kades yang terpilih ini.
Beberapa tokoh dari masyarakat datang berkunjung untuk menanyakan dengan setengah menagih konsekwensi dari visi dan misi tersebut. Meskipun sudah panjang lebar saya jelaskan bahwa visi dan misi tersebut merupakan tanggungjawab yang nantinya akan dijalankan oleh kepala desa, namun mereka bersikukuh kurang percaya visi misi akan bisa terlaksana bilamana saya tidak berada di dalam pemerintahan desa untuk sekaligus mengawalnya.
Entahlah, mengapa pada saat itu mereka mempercayai bahkan meyakini kemampuan saya begitu penuh, padahal saya sendiri merasa tidak memiliki kapasitas untuk hal tersebut. karena saya sangat sadar bahwa diri ini hanyalah seorang pekerja sera butan dengan latar belakang akade mis SMK. Lagi-lagi yang dapat kupahami dari semua itu adalah berlakunya sebuah kehendak Tuhan.
Pada akhirnya saya pun menerima kepercayaan tersebut meskipun jelas komitmen dan konsekuensinya berat akan tetapi saya sadar itulah amanah masyarakat yang musti dijalankan.
Di awal tahun pertama kami bekerja sebagai aparatur pemerintahan desa, secara pribadi merasakan sangat berat dan melelahkan, terus terang sebelum kami masuk dan diangkat sebagai aparatur desa seluruh perangkat lama secara serentak mengundurkan diri dengan tidak disisakan satu orang pun, maka wajar sebagai orang baru dalam pemerintahan desa mendapati hal demikian sangat gelimpungan, Kami tidak memiliki senior sebagai mentor dalam pelayanan dan segala halnya, beruntung saya dan rekan perangkat lainnya punya hati tangguh, kami semua mau bekerja keras dan belajar dengan ekstra tidak malu dan sungkan bertanya pada desa lain, serta terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan selaku wilayah pembinaan.
Stabilitas keamanan pasca pemilihan merupakan pokok prioritas awal yang segera untuk disikapi. Karena pihak yang kalah masih belum bisa menerimakan kekalahan mereka bahkan menggugat lewat peradilan tata usaha negeri (Pratun). Mereka terus berusaha menggagalkan hasil pemilihan yang sah.
Suasana benar-benar tidak nyaman, masyarakat digiring agar tidak per caya terhadap pemerintahan desa yang kami jalankan, pertikaian terus digoreng supaya terjadi keresahan dalam masyarakat.
Situasi serta kondisi stabilitas desa yang kurang kondusif tersebut kemudian berangsur membaik dan dalam beberapa bulan selanjutnya kembali normal. dalam hal ini upaya yang kami lakukan sangat super cermat dan extra sabar.
Kami sangat menyadari benar akan sumber daya manusia di desa kami memang masih sangat rendah, perlu terus diupayakan untuk ditingkat kan, selain itu keadaan tanah yang tadah hujan juga merupakan masalah serius yang kami hadapi dalam peningkatan sumber daya alam desa kami.
Namun selain masalah -masalah desa sebagaimana diatas tentunya desa kami pun memiliki potensi yang cukup baik untuk diberdayakan, salah satunya pertanian dan perikanan yang merupakan matapencaharian masyarakat desa kami yang memiliki prosentase terbesar diantara mata pencaharian lainnya. Untuk itulah dua sektor tersebut lebih kami prioritaskan dari sektor lainnya dalam rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) pada bidang ekonomi.
Pada garis besarnya kami selalu mengacuh pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku juga hasil mufakat setiap musyawarah sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di desa kami.
Masalah dan potensi yang ada di desa kami, adalah dasar usulan untuk kemudian kami jadikan pokok bahasan dalam tiap musyawarah perencanaan pembangunan desa kami.
Langkah demi langkah terus kami lakukan penertiban adminstrasi desa dan pelayanan terhadap masyarakat terus kami tingkatkan. Dalam hal ini kepala desa kami menerapkan jadwal piket guna menanggulangi kebutuhan masyarakat yang bersifat insidental dan darurat, seperti halnya penanganan terhadap warga yang butuh rujukan segera ke rumah sakit, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai upaya peningkatan keamanan dan ketertiban desa.
Kami sangat bersyukur di tahun pertengahan kami bekerja, pendapatan anggaran desa naik cukup besar selain Pendapatan asli desa yang kami miliki dan anggaran pendapatan dari pemerintah daerah juga ada dari anggaran pendapatan pemerintah pusat dengan nominal yang cukup besar, sehingga beberapa target pembangunan baik fisik maupun non fisik dapat segera terselesaikan, kesejahteraan kami pun selaku perangkat desa meningkat, dimana kami memperoleh penghasilan tetap perbulanan, berbeda dengan tahun sebelumnya yang cuma mendapat tunjangan kerja satu kali pertahun.
Berbagai permasalahan yang ada. Menempa mental serta mengasah pikiran kami, semangat kebersamaan dan kerukunan yang terbangun di antara kami menciptakan suasana kerja yang harmonis, sehingga secara bertahap tanpa merasa terbebankan misi dan program yang kami rencanakan terealisasi sukses, tugas pokok dan fungsi kami tunaikan dengan penuh tanggungjawab.
Enam tahun pun berjalan dan di bulan Oktober tahun 2019, akhirnya kami harus berpisah dengan Kepala Desa sang pemimpin kami karena masa jabatannya telah berakhir, dan dengan segala kenangannya beliau meninggalkan kami semua yang masih terus bekerja dibawah kepemimpinan baru, seorang penjabat kepala desa untuk masa dua bulan hingga sampai adanya kepala desa terpilih dari hasil Pilkades serentak tahun 2019.
Alhamdulillah...masa dua bulan itupun berjalan lancar, tidak ada masalah apapun dalam kinerja kami, tugas tetap kami jalankan dengan penuh tanggungjawab. Hubungan kerja kami dengan penjabat kepala desa pun terjalin harmonis, dan salah satu bukti kekompakan kami yakni Pilkades yang terselenggara damai dan sukses.
Di era baru dengan kepala desa yang baru terpilih, saya dan rekan-rekan perangkat dalam hal ini berharap ada kepastian tentang nasib kami, adapun kami kembali ditugaskan tidak berkeberatan, istilahnya kami siap mengemban amanah yang dipercayakan. Sebaliknya kalau memang tidak dikehendaki karena suatu alasan, kami pun siap dengan keadaan yang demikian. Artinya kami siap menerima segala bentuk keputusan yang pasti dalam hal ini keputusan Kuwu terpilih, adapun yang perlu ditegaskan adalah prosedur aturan yang berlaku disamping itu pula penting untuk dipertimbangkan dalam mengambil kebijaksanaan adalah tindakan yang diambil bersifat manusiawi, tidak saling mencederai. Karena saya sangat percaya dan yakin bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat atau warganya.
Intinya kami siap merespon setiap itikad baik dari pihak-pihak terkait dengan harapan akan terciptanya pemerintahan desa yang berkualitas sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian tujuan pembangunan nasional bisa segera tercapai.