Langsung ke konten utama

Kabar Gaweng Nyupang

Sore itu di Ranggon "The villa ngaso and nggloso wong mopo", Mang Kukus selaku pemilik sekaligus penunggu setia tengah ngobrol dengan Ambir tetangga sebelah barat rumahnya.

"Mangkus ....tahu tidak, Gaweng nyupang?"tanya Ambir,"Husst ente Am... Kalau ngomong jangan asal jeplak!"bentak MangKus, "Itu namanya fitnah!"sambungnya, "Bener mang, serius!"tegas Ambir
"Saya berani bilang gitu karena punya bukti plus saksi yang bisa dipercaya!" jelas Ambir sedikit ngotot.

Sementara Mang Kus masih diam, dia nampak tidak percaya atas apa yang baru diomongkan Ambir, "Eh..ente punya bukti apa coba?tanya Mang Kus,"Mang Kus ga lihat apa, Gaweng sekarang punya sepeda motor baru gede lagi, duit dari mana, wong orangnya ada aja di rumah, anehkan?"jelas Amir dengan nada sinis.

"Kalau persoalan cuma punya sepeda motor baru, itu sih wajarlah Am.. sekarang mah tinggal ngajuin kredit, selesai ,"kata Mang Kus, "Ya kaya ngono sih saya juga tahu mang, tapi itu motor dibeli chase!"tegas Ambir, "Uang warisan ?"sambungnya
"Atau apa hari ini ada yang mau ngasih pinjeman segede itu, wong buat biaya sekolah anak aja saya harus ke pak gadae kok?"kata Ambir terus mencecar,"Pokoke mang buat ukuran Gaweng kalau ga pakai jalan sesat pesugihan alias nyupang moal bin mustahil bisa punya uang segede itu!"tegas Ambir mantap.

"He...he.. kedengarannya ente ngiri nih, ga seneng lihat temen seneng?"tanya Mang Kus balik serang, "Bukannya gitu mang, saya kasihan aja sama Gaweng kesesat kaya ngono,"Jawab Ambir "Padahal gimanapun sulitnya hidup ini tho hakikatnya kan sebentar lagi sementara,"sambungnya kembali
"Dan mudah-mudahan Gaweng termasuk orang sabar dan tetep sholat dan masih seiman dengan kita, amiin,"potong Mang Kus tenang.

"Kok Mang Kus sepertinya masih ga percaya sih?"tanya Ambir kesal, "Bukan masalah percaya ga percaya, saya takut apa yang ente omongin mengenai Gaweng nyupang ini menjadi fitnah,"jelas Mang Kus datar, "Terus terang apa omongan gini sudah ente buka selain dengan saya?"tanya Mang Kus selidik,"Saya rasa baru sama mamang thok kok,"jawab Ambir dengan muka masam, nampak dia faham maksud Mang Kus menyelidik,"Syukurlah ...!"seru Mang Kus lega.

"O...iya...tadi diawal ente nyebutin saksi yang katanya sangat bisa dipercaya, siapa yang ente maksud?"tanya Mang Kus, "Saya ga enak nyebutinnya mang...!"jawab Ambir,"Lah kenapa?"tanya mang Kus,
"Tho ente sebegitu yakinnya dengan saksi yang ente maksud,"tegas Mang Kus,"Jangan-jangan orang itu kali yang sengaja mau ngefitnah Gaweng,"tebak Mang Kus memancing, "Tidak mungkinlah... orang sekelas beliau berbuat sekeji seperti Mang Kus kira?"bela Ambir terhadap orang yang dirahasiakannya.

"Saya percaya beliau faham dengan sesuatu yang kasat mata, lagi pula tak mungkin beliau bohong,"tegas Ambir, "Terus siapa?"tanya Mang Kus, "Kalau omongan ini tersebar dan didengar Gaweng masalah jadi runyam!"ancam Mang Kus,"Bayangin coba jika Gaweng tidak terima seperti yang ente omongin, mau apa coba?"sambung Mang Kus dengan nada mengecam.

"Baiklah, jujur saya dapat omongan ini dari .....gu..ru ngaji majelis taklim kita,"kata Ambir berterus terang, "Maksud ente Pak Ustadz Hadi?!"tanya mang Kus kaget tidak percaya, "Am...ente jangan tambah ngawur dong!"tekan Mang Kus, "Bener.,.sungguh ga ngawur,"jawab Ambir nampak serius,"Aduhh...ga mungkin...ga mungkin!"seru Mang Kus masih tidak percaya,"Wong beliau orang pinter ya..mungkin saja beliau bisa melihat sesuatu yang kasat mata,"kata Ambir setengah menjelaskan, "Emhh....  gini aja ente berani ga ketemu pak ustadz?"tanya Mang Kus sedikit menantang,"Lah... ngapain saya kesana?"tanya Ambir
"Hoi....kita kesana bareng minta penjelasan mengenai hal ini, piye berani ora?"jelas Mang Kus sembari sedikit menantang Ambir memastikan kebenaran ucapannya," Oke...sopo takut!"jawab Ambir lantang.

Kedua orang tersebut kemudian sepakat untuk menemui pak ustadz Hadi dengan masing-masing pikiran dan perasaan mereka yang berbeda.

"Assalamu'alaikum, pak ustadz!"salam Mang Kus dan Ambir hampir bersamaan,"Waalaikum salam warahmatullahi wa barakatuh......"jawab orang dari dalam rumah yang kebetulan pak ustadz Hadi itu sendiri yang menjawab langsung menemui mereka, "Eee...... Mang Kus Mas Ambir monggo masuk,"sapanya ramah, "Sampun Pak ustadz di sini aja, ademan,"jawab Mang Kus minta duduk di kursi teras, "O....ya sudah, silahkan duduk!"kata pak ustadz Hadi mempersilahkan,"Piye pada sehat semua?"katanya mengawali, "Alhamdulillah...sehat semua pak Ustadz,"jawab Mang Kus sementara Ambir ambil diam dan mewakilkan,
"Syukurlah..."jawab pak ustadz tenang,"Iya lupa ...mau minum apa nih?"tawar pak ustadz Hadi,"Ga usah repot-repot pak ustadz,"jawab Mang Kus sedikit risih, "He...he..iya pak ustadz kopi aja cukup buat Mang Kus mah!"sambar Ambir tidak sungkan sambil cengengesan, "Wah, ente sih kaya surat suka cari amplop!"kata Mang Kus merasa jadi umpan, "Hehe...sama-sama surat..an nasib suka dikasih kopi,"jawab Ambir nyleneh, "Sudah..entar dibikinin semua kok,"kata pakustadz dalam basa basinya mendamaikan.

"O..iya maaf sebelumnya mamang sama mas Ambir kesini ada keperluan apa ya?"tanya pak Ustadz Hadi, "Emmmh....jadi gini pak ustadz, intinya saya kesini pengen silaturohmi,"jawab Mang Kus masih nampak risih, "O....terimakasih sampean berdua...sudi berkunjung, mudah-mudahan kita semua mendapat berkah, amiin,"jawab pak ustadz Hadi dengan raut keramahannnya, "Amiin,"jawab Ambir Mang Kus dan Ambir berbarengan, "Bener pak ustadz, biar panjang umur banyak rijki kayak ngopi gratis gini..he..he,"celetuk Ambir cengengesan, "Ente Am... Kalau ngomong asbul, asal jebul,"kata Mang Kus kesal.

"O..ya pak ustadz sebelumnya saya mohon maaf kalaulah saya lancang, apa bener yang dikata Ambir, pak ustadz yang ngomong bahwa sekarang Gaweng kesesat ikut pesugihan?"tanya Mang Kus dengan hati-hati," Astaghfirullah!"kata Pak ustadz Hadi kaget, "Sebentar.. seingat saya sih..rasanya belum pernah ngomong kayak gitu, dan kalau bisa mudah-mudahan jangan pernah,"jawab pak ustadz nampak mengingat,"Nah Am ...gimana, ente mungkin salah denger?"tanya Mang Kus seperti mengumpan balikkan atas jawaban pak Ustadz Hadi kepada Ambir, "Mmmm...maaf pak ustadz, kalau masih inget sehabis shalat isya berjamaah kemarin, e... bukannya pak ustadz bilang bahwa Gaweng jarang berjamaah lantaran sekarang sibuk usaha nyupang,"jelas Ambir mengingatkan pak ustadz Hadi, "Sekali lagi maaf mudah-mudahan pak ustadz...masih inget,"sambungnya,"Oooo..., kalau itu sih saya inget mas...'kata pak ustadz Hadi."Bener bahwa mas Gaweng sekarang lagi sibuk usaha nyupang, "aku pak ustadz Hadi polos, "Oh..maaf, ada yang salah dengan omongan saya?"sambungnya bertanya, "Usaha nyupang yang dimaksud pak ustadz apa ya?"tanya Gaweng penasaran
" Ya itu, pelihara ikan hias yang buat di aquarium,"terang pak Ustadz
"Ooo.....jadi Gaweng sekarang budidaya ikan cupang,"kata Mang Kus sembari manggut-manggut, sementara matanya melirik kearah Ambir yang salah tingkah.

"He..he maaf pak ustadz kirain usaha nyupang yang dimaksud jalan sesat pesugihan,"kata Ambir yang tidak bisa menyembunyikan perasaan malunya, "Bukan mas, bukan begitu maksud  saya!"tegas pak ustadz 
"Bahkan istilah usaha nyupang itu kata Gaweng sendiri,"sambung pak ustad bermaksud menegaskan.

"Duh jadi ra enak karena kebodohan saya bawa-bawa nama pak ustadz jadinya bikin repot, sekali lagi maaf pak ustadz,"kata Ambir sambil tersipu-sipu, "Ga apa kok mas, malah sebaliknya saya mohon maaf barangkali maksud kata-kata saya kurang jelas bikin mas jadi salah faham,"kata pak ustadz Hadi penuh kearifan, "Untung omongan ente belum bocor kemana-mana, coba kalau sudah itukan jadi fitnah!"tegas Mang Kus lantang, "Alhamdulillah.. sekarang kan sudah jelas, baiknya monggo  diminum dulu kopinya."kata pak ustadz sembari tersenyum.




Cerita diatas fiktif belaka, cuma menukil  cita rasa desa aja ya lur..catur guneme rakyat cilik di pedesaan saat ngaso pulang kerja.








Postingan populer dari blog ini

Mengapa Konflik Pilkades Sulit Diputus?

Konflik atas nama pemilihan pemimpin di desa bagaikan lingkaran setan yang sulit diputuskan. Kita yang hidup di pedesaan sepertinya tidak mau belajar dari masa lalu kita, andai kita lihat dan telaah apa yang telah terjadi sebelumnya dan apa sebabnya? Kemudian kita pakai pelajaran tersebut didalam membuat sebuah kebijakan supaya hal buruk yang sama tidak terulang kembali, kita tidak akan jatuh kedalam lubang permasalahan yang sama. Sehingga perpecahan dalam kehidupan masyarakat di desa kita bisa dihindari. Karena Kerukunan masyarakat desa merupakan aset besar yang dimiliki desa, sekaligus sebagai modal dasar pembangunan desa, sebagaimana gotong royong bisa tercipta karena adanya kerukunan masyarakatnya. Justru hal yang penting itu, mengapa kemudian kita biarkan terkoyak lantaran persoalan perbedaan pilihan dalam kontestasi pemilihan pimpinan tersebut. Sangat ironis memang, sepertinya kita semua lupa tujuan pemilihan itu kemana? tidakkah diharapkan dari kegiatan demokrasi ini kem

Omongan lebe

Kalo ketemu sama ustadz Hadi, saya pengen nanyain omongan Lebe kemaren," kata Gaweng dengan nada greget,"emang ente mau nanya apaan weng," kaya Mang Kukus penasaran ,"masalah hukum agama kaitan syariat, kayanya hanya ustadz Hadi yang sanggup nerangin,"kata Gaweng dengan sangat meyakinkan bahwa satu-satunya orang yang mampu memecahkan persoalan tersebut adalah Ustadz Hadi yang ia banggakan sekaligus tanpa sadar kata-kata Gaweng memojokkan diri Mang Kukus diposisi orang yang tidak layak atau orang yang tidak memiliki kapasitas untuk membahas persoalan tersebut. "wuidih.....Katon serius pisan itu masalah weng !" balas Mang Kus nyentil, "bahasan elit, dudu kelas ecek-ecek pokoke." Kata Gaweng tegas,"ya wis sementara sambil nunggu Ustadz, gimana ngopi apa ora?" tanya Mang kus ,"nah ide bagus itu Mang Kus!" jawab Gaweng spontan setuju," tapi ngomong-ngomong sehubungan nilai tukar rupiah yang saya dapat sore ini anjlok, k

Hati sohib yang kecewa

Sore itu, di ranggon Mang Kukus" the villa ngaso and nggloso wong mopo" Wuih....tapa dimana weng, baru keliatan,"sambut Mang Kus meledek. Sementara Gaweng nampak tak peduli, wajahnya besengut sangat kesal dan marah. He...he... Weng..kalo mau kesini baiknya wudlu dulu....biar dongkol kesel buru jatuh di jalan ...pas nyampe kan enakan," kembali ledek Mang Kus dengan tawanya yang khas,"pikir Mang Kus mau ke masjid,"jawab Gaweng ketus," he.... he...itu sih baiknya kalo kita lagi marah mbok biar ga muncak coba disiram pakai wudu.......ada loh jalilnya,"jawab Mang Kus bergaya," Jalil ......sopo tho.. dalil maksud Mang Kus? Tanya Gaweng," nah ...itu ...printer...!" Tegas Mang Kus," kalo Jalil si tukang angon bebek jadi ga printer Mang....si dalil yang lagi kuliah tuh yang pinter...!" sambut Gaweng balik nyindir, "he ...he...he. ..kayanya habis pulang dari tapa, otake ente tambah s emar bener weng...?balas Mang