Langsung ke konten utama

Baiknya Pemimpin itu.......

Seorang pemimpin harus memiliki hasrat, iki kudu!, Jika tidak ada hasrat-tidak ada keinginan-tidak ada semangat, jadi  pemimpin harus memiliki hasrat-gaerah-semangat untuk menginspirasi orang-orang yang ia pimpin, juga agar bisa berkomunikasi secara jelas dan tegas tentang visi yang. Ia gagas untuk organisasinya. Hasrat membentuk pemimpin yang bersemangat tidak loyo bin plempam- plempem yang tentunya membosankan.

Selain hasrat, seorang pemimpin juga harus hadir untuk organisasi yang ia pimpin, kehadirannya harus berikut disertai dengan pikiran, hati dan Tenaganya. Pemimpin yang selalu menghilang, hadir ketika ada keuntungan masa bodoh dengan persoalan yang memusingkan, adalah sosok pemimpin licik dan egois, dijamin kehidupan organisasinya pun kacau, jangankan bisa mencapai sebuah hasil maksimal untuk bertahan pun sungguh kepayahan.

Selanjutnya komitmen, benar..... komitmen banget penting bagi seorang pemimpin, komitmen Ning opo? jelasnya komitmen pada visi organisasinya, komitmen pada orang yang dipimpinnya dan juga komitmen pada hati nuraninya sendiri. Komitmen bukan sebentuk tulisan, harapan kosong atau omongan doank alias omdo atau istilah jadulnya NATO (No Action Talky Only) he....he...lumayan masih ingat!, Jadi seorang  pemimpin harus memiliki komitmen nyata agar organisasi ia pimpin bergerak maju, karena akan  didukung oleh orang-orang yang tidak dikecewakan, melainkan orang-orang yang gembira dalam bekerja.

Selain ketiga hal diatas perlu ditambahkan pula bahwa seorang pemimpin harus berakal Budi, masalahnya pemimpin erat hubungannya dengan pengambilan keputusan, nah....dalam hal ini penting mempertimbangkan data-data dan sikon yang ada, disini pemimpin dihadapkan pada proses pemikiran yang bukan cuma berfikir tekhnis semata tetapi juga harus berfikir reflektif (ngaca awak dewek), kritis ( ora gampang percaya jare wong), analitik (memetaken masalah pada bagian lebih sederhana lantas dibalikan kembali pada keseluruhan), walah.....mumet ta wa'? Kalo gitu kita ringkas gini aja...........bahwa seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan lebih mempertimbangkan kepentingan jangka panjangnya dari pada kepentingan jangka pendek, karena ia sangat memikirkan akan keberlanjutan kehidupan organisasi yang ia pimpin.

Yang terakhir, seorang pemimpin harus mampu memahami paradoks tentang hidup. Dijelaskan secara ringkas bahwa paradoks adalah dua hal yang bertentangan dan adapula yang berbarengan namun justru saling membutuhkan, inti dari paradoks itu adalah semakin kita memberi semakin kita menerima.

Sebagai kesimpulan akhir, seorang pemimpin  layaknya pencinta bijaksana yang senantiasa diliputi gairah atau hasrat, hangat bersemangat, keberadaannya nampak dan terasa, berkomitmen nyata, arif dalam menyikapi masalah dengan akal budinya dan bersikap lapang dada karena sudah memahami paradoks tentang hidupnya.

Tulisan diatas merupakan buah obrolan diwarung kopi sepuluh bulan yang lalu, sengaja saya rangkum bagian penting yang kiranya jadi pokok bahasan dengan tema, "Baiknya pemimpin itu yang gimana?"sengaja bahasan yang saya ambil ini singkat supaya mudah dipahami oleh orang kebanyakan, pada temen-temen bareng ngopi saya ucapkan banyak terimakasih.

Kekurangan dan kesalahan adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan saya pribadi yang masih butuh terus belajar, mudah-mudahan bisa dipermaklum.

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Konflik Pilkades Sulit Diputus?

Konflik atas nama pemilihan pemimpin di desa bagaikan lingkaran setan yang sulit diputuskan. Kita yang hidup di pedesaan sepertinya tidak mau belajar dari masa lalu kita, andai kita lihat dan telaah apa yang telah terjadi sebelumnya dan apa sebabnya? Kemudian kita pakai pelajaran tersebut didalam membuat sebuah kebijakan supaya hal buruk yang sama tidak terulang kembali, kita tidak akan jatuh kedalam lubang permasalahan yang sama. Sehingga perpecahan dalam kehidupan masyarakat di desa kita bisa dihindari. Karena Kerukunan masyarakat desa merupakan aset besar yang dimiliki desa, sekaligus sebagai modal dasar pembangunan desa, sebagaimana gotong royong bisa tercipta karena adanya kerukunan masyarakatnya. Justru hal yang penting itu, mengapa kemudian kita biarkan terkoyak lantaran persoalan perbedaan pilihan dalam kontestasi pemilihan pimpinan tersebut. Sangat ironis memang, sepertinya kita semua lupa tujuan pemilihan itu kemana? tidakkah diharapkan dari kegiatan demokrasi ini kem

Omongan lebe

Kalo ketemu sama ustadz Hadi, saya pengen nanyain omongan Lebe kemaren," kata Gaweng dengan nada greget,"emang ente mau nanya apaan weng," kaya Mang Kukus penasaran ,"masalah hukum agama kaitan syariat, kayanya hanya ustadz Hadi yang sanggup nerangin,"kata Gaweng dengan sangat meyakinkan bahwa satu-satunya orang yang mampu memecahkan persoalan tersebut adalah Ustadz Hadi yang ia banggakan sekaligus tanpa sadar kata-kata Gaweng memojokkan diri Mang Kukus diposisi orang yang tidak layak atau orang yang tidak memiliki kapasitas untuk membahas persoalan tersebut. "wuidih.....Katon serius pisan itu masalah weng !" balas Mang Kus nyentil, "bahasan elit, dudu kelas ecek-ecek pokoke." Kata Gaweng tegas,"ya wis sementara sambil nunggu Ustadz, gimana ngopi apa ora?" tanya Mang kus ,"nah ide bagus itu Mang Kus!" jawab Gaweng spontan setuju," tapi ngomong-ngomong sehubungan nilai tukar rupiah yang saya dapat sore ini anjlok, k

Hati sohib yang kecewa

Sore itu, di ranggon Mang Kukus" the villa ngaso and nggloso wong mopo" Wuih....tapa dimana weng, baru keliatan,"sambut Mang Kus meledek. Sementara Gaweng nampak tak peduli, wajahnya besengut sangat kesal dan marah. He...he... Weng..kalo mau kesini baiknya wudlu dulu....biar dongkol kesel buru jatuh di jalan ...pas nyampe kan enakan," kembali ledek Mang Kus dengan tawanya yang khas,"pikir Mang Kus mau ke masjid,"jawab Gaweng ketus," he.... he...itu sih baiknya kalo kita lagi marah mbok biar ga muncak coba disiram pakai wudu.......ada loh jalilnya,"jawab Mang Kus bergaya," Jalil ......sopo tho.. dalil maksud Mang Kus? Tanya Gaweng," nah ...itu ...printer...!" Tegas Mang Kus," kalo Jalil si tukang angon bebek jadi ga printer Mang....si dalil yang lagi kuliah tuh yang pinter...!" sambut Gaweng balik nyindir, "he ...he...he. ..kayanya habis pulang dari tapa, otake ente tambah s emar bener weng...?balas Mang